Pengembangan karyawan di dalam sebuah perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan untuk memenangkan persaingan bisnis. Bahkan, seringkali faktor ini menjadi salah satu daya tarik bagi perusahaan itu sendiri dalam mencari kandidat karyawan di masa depan. Beberapa kali survey menunjukkan training dan kesempatan belajar menjadi pilihan utama kandidat dalam memilih tempat bekerja. Program pengembangan yang tepat dibutuhkan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud. Maka, analisa yang baik haruslah dilakukan. Proses yang harus dijalani ini adalah Training Need Analysis (TNA).
Secara definisi, Training Need Analysis adalah proses analisa dan identifikasi kebutuhan training dengan mengacu kepada standar yang diperlukan dan kondisi aktual saat ini.
Komponen utama TNA adalah :
1. Kondisi Ideal (I)
Adalah sebuah kondisi atau standar yang telah ditetapkan, baik bersifat pekerjaan, organisasi, atau individual.
2. Kondisi Aktual (A)
Adalah sebuah kondisi yang ada pada saat ini, apa adanya.
3. Kondisi Defisiensi (D)
Adalah sebuah ‘jarak’ yang muncul sebagai akibat pembandingan antara Kondisi Ideal dengan Aktual.
Rumus sederhananya adalah :
Ada beberapa pendekatan dalam melakukan TNA, diantara yang paling populer adalah :
1. Makro
TNA yang didasarkan kepada kebutuhan organisasi / perusahaan secara umum, sehingga hasil TNA-nya berlaku untuk semua orang yang ada di dalamnya. Maka dari itu, seringkali disebut Organization-Based Analysis.
TNA Makro dapat menggunakan sumber data diantaranya :
- Visi, misi, strategic objective dan target perusahaan.
- Keadaan ekonomi dan finansial perusahaan.
- Perubahan budaya.
- Perubahan teknologi.
- Tema perusahaan, seperti Pengurangan Biaya, Peningkatan Kualitas, dst.
Contoh program hasil TNA Makro :
Training Leadership, Training NCPI (Nabati Corporate Philosophy Internalization), Training New 7 QC Tools.
2. Mikro.
TNA yang didasarkan kepada kebutuhan kelompok tertentu.
Terdiri dari 2, yaitu :
a. Task-Based Analysis.
Fokus utamanya adalah apakah standar keterampilan yang dibutuhkan pada sebuah pekerjaan sudah dimiliki oleh si pemegang jabatan atau belum.
b. Person-Based Analysis.
Fokus utamanya adalah apakah karyawan sudah dapat melakukan pekerjaan sesuai tuntutan atau belum.
TNA Mikro dapat menggunakan sumber data diantaranya :
- Job Description
- Performance Standar
- Performance evaluation
- Observasi kerja
- Interview
- Kuesioner
- Checklist
Contoh program hasil TNA Mikro :
Training Purchasing Administration, Training Internal Audit, Training Teknik Laporan.
Baik Task-Based maupun Person-Based sama-sama memiliki acuan standar pekerjaan, sehingga saling melengkapi.
Hasil TNA akan memberikan gambaran berupa :
1. Kondisi atau isu yang sedang terjadi.
2. Program yang akan dijalankan untuk menangani poin 1.
3. Biaya dan sumber daya lain, termasuk support, yang dibutuhkan untuk menjalankan poin 2.
Perlu diketahui bahwa program yang muncul tidak harus training, melainkan juga bisa berbentuk non training, seperti : Penugasan, Sosialisasi, Coaching, Pembentukan Tim Kerja, dan lainnya, yang bertujuan untuk mengembangkan karyawan pada akhirnya. Maka dari itu, seringkali TNA diubah menjadi DNA (Development Need Analysis) atau Analisa Kebutuhan Pengembangan (AKP).
Sumber :
Analisa Kebutuhan Pengembangan (AKP) PT Astra Daihatsu Motor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar